Senin, 02 November 2009

Klausa Dalam Bahasa Asing

KLAUSA RELATIF BAHASA ASING

(Kajian Struktur dan Makna)

Oleh: Iim R. Danasaputra

Abstract: A relative clause is a dependent clause that functions like a single-word adjective and modifies a noun or a pronoun in the independent clause to which it is attached. This kind of clauses can be found in languages studied at STBA YAPARI-ABA Bandung. English language classifies relatice clauses into restrictive clauses and nonrestrictive clauses that can be used to modify any nouns in any positions and that are introduced by who, whom, and whose for human beings and which for animalsas well as things. While German language has only restrictive clauses that can be used to modify masculine, feminime, and netral nouns with different forms for nominative, accusative, dative and genitive. The simplest form of relative clauses can be found in French language which has two forms: qui for subjects and que for objects. The most different form of clause relatives is found in Japanese which puts verbs at the end of the sentences and uses ga for subjects and no for genitives.

A. Pengantar

Perkembangan ilmu pengetahuan modern menjadi salah satu pemicu mengapa mempelajari bahasa asing khususnya bahasa Inggris sebagai bahasa kedua tidak lagi cukup dianggap sebagai alat komunikasi namun digunakan sebagai salah satu alih teknologi melalui penerjemahan. Oleh karena itu diperlukan berbagai penelitian secara linguistik untuk mempermudah penguasaan bahasa asing tersebut melalui formula-formula dari unsur-unsur bahasa yang bersangkutan.

Penelitian secara linguistik terhadap bahasa asing tersebut berdasarkan tataran bahasa dapat dibedakan atas tiga tataran yaitu (i) fonologi yang melibatkan materi penelitian fonetik, fonemik, fonemis dan lingkungan fonem serta keselarasan bunyi; (ii) gramatika yang melibatkan morfologi dan sintaksis; (iii) wacana yang melibatkan klausa, kalimat klaster, paragraf, konversasi, dan teks.

Pengertian klausa sendiri sangat luas meliputi jenis-jenisnya, strukturnya, fungsinya dan maknanya. Bahasan klausa relatif secara rinci dan mendalam dapat dikaji dari berbagai segi. Dalam bahasa Indonesia pembahasan klausa relatif (selanjutnya akan digunakan singkatan KR) hanya disinggung secara sepintas saja sebagai bagian permasalahan kebahasaan lain misalnya seperti yang telah dibahas oleh para pakar berikut: Alisyahbana (1981), Fokker (1983), Tarigan (1985), Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1994), Ramlan (1995), Badudu (tanpa tahun), dan Djajasudarma (1997).

Hasil pengamatan melalui pustaka, diperoleh penjelasan bahwa KR dalam bahasa Inggris terdapat beberapa perbedaan perdapat yang menarik untuk dikaji. Pembahasan tentang KR telah dimulai oleh Kuno (1973), Krohn (1977:179-187) yang menjelaskan bentuk-bentuk KR dan KR mana saja yang dapat diubah bentuknya. Sementara itu Thomson (1980:31-37) membagi KR menjadi dua bagian yaitu KR defining, dan non defining. Comrie (1981:131-152) memberikan gambaran secara rinci tentang tipologi KR bahasa Inggris sebagai keterangan tambahan atas definisi KR yang diberikan oleh Bloomfield (1983). Penjelasan senada diberikan oleh Quirk (1983:375-384) yang membagi dua KR yakni KR pembatas (restrictive) dan KR non pembatas (non-restrictive).

Pakar lainnya, yaitu Leech (1979:285-288), melihat KR dari fungsinya dalam kalimat. Menurut Leech KR dapat digunakan untuk berbagai tipe subklausa yang dihubungkan ke sebagian atau semua bagian kalimat oleh unsur-unsur penunjuk, biasanya pronomina relatif. Bahasan senada juga diberikan oleh Ridout (1974:186) yang mengulas tentang KR yang dapat berfungsi sebagai apositif.


Dari penjelasan di atas dapat diperoleh simpulan bahwa pengertian KR dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu dari sudut pandang sintaksis dan peran semantisnya.

Hal lain yang perlu dijelaskan adalah mengapa KR dalam bahasa Inggris harus dicari padanannya dalam bahasa asing lainnya. Hal ini bertolak dari kenyataan bahwa bahasa asing lainnya misalnya bahasa Jepang, bahasa Jerman dan bahasa Prancis seperti juga bahasa Indonesia mengenal KR. Dengan demikian dalam membahas KR dapat juga diketahui bagaimana penerapannya dalam bahasa asing lain.

Di Indonesia pembahasan KR secara rinci telah dilakukan oleh Lapoliwa (1989) yang membahas tentang klausa pemerlengkapan dalam bahasa Indonesia, Sampurna (1997) yang membahas klausa sematan dalam bahasa Jawa, Leckey (1992) yang membahas Relative Clauses in Medieval Russian Texts, Martohardjono (1993) yang membahas Wh-movement in the Acquisition of a Second Language, dan Sharvit (1997) yang membahas The Syntax and Semantics of Functional Relative Clauses.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah dikemukakan, masalah-masalah yang akan dipecahkan dalam makalah ini dirumuskan dalam dua bentuk pertanyaan berikut:

1. Bagaimanakah struktur KR dalam bahasa Inggris? Dalam arti bagaimana susunannya, bangunannya dalam suatu konstruksi seperti jenis-jenis pemarkahnya, dan strukturnya

2. Bagaimana perbedaan dan persamaannya dengan bahasa asing lainnya?

  1. DEFINISI KLAUSA RELATIF

Menurut Bloomfield (1983:188) kajian KR dapat dipertimbangkan berdasarkan paratesis yang merupakan keanekaragaman dari parasintaksis yaitu sebagai suatu unsur yang menyisip ke unsur lainnya dalam kalimat kompleks. Kridalaksana (1997:111-112) memberikan definisi bahwa KR dalam bahasa Indonesia adalah klausa terikat yang diawali oleh pronomina relatif yang. Seperti yang saya sukai dalam kalimat berikut:

(1) Anak yang saya sukai terpilih.

Sementara menurut Biber (1999:195) KR bahasa Inggris yang sering juga disebut klausa adjektiva adalah penjelas frasa nomina yang biasanya diawali dengan relativizer atau pronomina interogatif wh- (who, whom, whose, which, where, when, why).

C. JENIS-JENIS KLAUSA RELATIF

Khron memberikan gambaran bahwa KR bahasa Inggris sebagaimana juga dalam bahasa Indonesia terbagi dua yaitu KR pewatas dan KR terikat, penjelas dan keterangan. KR pewatas memberikan identitas kepada kata/frasa nomina, kehadirannya bersifat obligatori karena merupakan bagian dari klausa itu secara utuh. (Djajasudarma, 1997:34) sementara KR penjelas hanya memberikan keterangan tambahan pada kata/frasa nomina yang ditandai pula dengan penggunaan koma kalau bentuk tulis dan jeda kalau bentuk lisan. Kehadiran klausa jenis terakhir ini bersifat opsional karena bersifat menerangkan dan atau membatasi (apositif).

Pendapat senada diberikan oleh Thomson (1979:31) yang menyatakan bahwa KR dalam bahasa Inggris dapat dibagi dua yaitu KR relatif terikat dan KR bebas. KR bebas biasanya diletakkan di belakang nomina yang sudah tertentu sehingga hanya berfungsi sebagai keterangan tambahan saja serta dapat dihilangkan tanpa mengubah makna karenanya tanda baca koma perlu diletakkan di depan KR.

Penjelasan yang mendukung diberikan oleh Comrie (1981:132), dan Biber (1999: 175) yang memberikan penjelasan tentang KR bahasa Inggris yang bertipe restriktif dan non-restriktif. Menurut Comrie KR yang bertipe restriktif adalah klausa yang dalam hal ini berfungsi sebagai membatasi, karena itu keterangan tersebut tidak dapat dihilangkan. Misalnya dalam kalimat

(2) The guide that showed us the city is called Karl Laun.

‘Pemandu wisata yang menunjukkan kota itu kepada kami dikenal sebagai Karl Laun’.

Klausa relatif that showed us the city memberi keterangan kepada laki-laki mana yang dimaksud. Lain halnya dengan KR nonrestriktif. Dalam jenis klausa ini keterangan dapat dihilangkan atau bersifat opsional dan hanya sebagai tambahan, dalam arti tanpa tambahan keterangan apapun kalimat tersebut sudah cukup jelas. Misalnya dalam kalimat

(3) Fred, that showed us the city, is called Karl Laun

‘Fred, orang yang menunjukkan kota itu kepada kami, dikenal sebagai Karl Laun’.

Menurut Comrie dalam kalimat no (3) pendengar dianggap sudah tahu siapa Fred sedangkan who showed us the city merupakan keterangan tambahan saja. Tambahan kalimat ini dapat dihilangkan karena tidak bersifat membatasi, karena itu jenis klausa ini sering juga disebut apositif, deskriptif atau eksplanatori. Lebih lanjut Comrie menjelaskan bahwa secara ortografis KR yang restriktif ditulis tanpa diapit oleh koma sedangkan yang nonrestriktif diapit oleh koma.

Pembagian KR yang bertipe restriltif dan nonrestriktif ini dapat dilihat dalam contoh berikut:

(4) Syamsul proposed the daughter of my uncle who has a long hair.

‘Syamsul meminang anak perempuan paman saya yang berambut panjang’.

Sehubungan dengan contoh-contoh yang dikemukakan oleh Comrie dan padanan contoh tersebut dalam bahasa Indonesia, selanjutnya menghendaki pembatasan dan pencirian yang cermat karena masalah-masalah seperti itu merupakan tantangan bagi penelitian berikutnya.

Klausa relatif dalam bahasa Jerman sedikit berbeda dengan KR dalam bahasa Inggris karena bahasa Jerman hanya mengenal satu bentuk KR yang bersifat obligatori dan secara orthografi mutlak harus berada diantara koma.(Stern, 1994:40-43)

(5) Der Reisefuhrer, de uns die Stadt zeigt, heisst Karl Laun.

‘Pemandu wisata, yang menunjukkan kota itu pada kami, bernama Karl Laun’.

Bahwa bahasa Perancis juga memiliki KR ditandai dengan penggunaan qui (yang) yang digunakan sebagai subjek dan que yang digunakan sebagai objek. (Resmick,1995:67) sebagaimana diperlihatkan dalam kalimat berikut

(6) Le guide qui nous montre la ville, est connu sous le nom de Karl Laun

‘Pemandu wisata, yang menunjukkan kota itu kepada kami, bernama Karl Laun’.

Kalimat no (6) menunjukkan bahwa KR dalam bahasa Perancis juga hanya terdiri dari satu jenis dan bersifat obligatori.

Keragaman KR dalam bahasa Jepang yang sedikit berbeda dengan KR bahasa Inggris dapat dilihat dalam contoh kalimat yang diberikan oleh Tsujimura (1996:263-270)

(7) (Kinoo Ziroo-ga yonde ita) hon-ga nakunatta.

The book that Ziro was reading yesterday is missing.

‘Buku yang Ziro baca kemarin hilang.’

D. FUNGSI KLAUSA RELATIF

Khron (1977:182) menjelaskan bahwa KR dalam bahasa Inggris dapat digunakan untuk menjelaskan frasa nomina dalam setiap posisi. Khron memberikan contoh KR yang menjelaskan subject sebagai berikut:

(8) The man who drove the bus gave me a map.

‘Laki-laki yang mengendarai bus itu memberiku sebuah map.’

Klausa relatif who drove the bus menjelaskan frasa nomina yang berfungsi sebagai subjek sementara kalimat

(9) I will be the teacher who is teaching you

‘Saya akan menjadi guru yang akan mengajarmu.’

memperlihatkan bagaimana KR menjelaskan predicate nominative.

Bahwa KR dapat pula menjelaskan baik objek langsung maupun objek tidak langsung diperlihatkan dalam kalimat-kalimat berikut ini.

(10) I am pointing to the man that Mary sees.

‘Saya sedang menunjuk kepada laki-laki yang dilihat Mary.’

(11) I consider this man who read many books an expert

‘Saya menganggap orang yang telah membaca banyak buku sebagai seorang ahli.’

(12) He killed the bear which he found in the forest.

‘Dia membunuh beruang yang dia temukan di hutan itu.’

(13) I want that girl who has a beautiful voice to sing at my wedding.

‘Saya ingin gadis yang memiliki suara indah itu menyanyi dalam perkawinan saya.’

Klausa relatif yang ada dalam contoh kalimat (10-13) menunjukkan bagaimana KR dapat menjelaskan objek preposisi, objek komplemen, objek langsung, dan objek frasa to infinitive baik berupa nomina insani maupun nomina non-insani.

Fungsi KR dalam ketiga bahasa lainnya relatif sama menjelaskan nomina insani dan benda non-insani.

E. PEMBENTUKAN KLAUSA RELATIF

Leech (1975:285) menyatakan bahwa KR bahasa Inggris dapat dipergunakan untuk berbagai jenis tipe subklausa yang dihubungkan ke sebagian atau seluruh klausa utama oleh unsur penunjuk belakang, biasanya sebuah pronomina relatif. Prinsip utama KR adalah sebagai penjelas frasa nomina di mana pronomina relatifnya merujuk ulang ke hulu frasa nomina.

Lebih jauh Leech menjelaskan bahwa KR bahasa Inggris selalu diawali dengan penggunaan pronomina relatif yang berbeda sesuai dengan jenis nomina yang diacunya. Pronomina relatif who digunakan untuk menjelaskan nomina insani yang sedang berfungsi sebagai subjek, whom digunakan untuk menjelaskan nomina insani yang sedang berfungsi sebagai objek, whose digunakan untuk menjelaskan kepemilikan, dan which digunakan untuk menjelaskan nomina non-insani yang sedang berfungsi baik sebagai subjek maupun sebagai objek, sementara that dapat digunakan untuk menjelaskan semua jenis dalam berbagai fungsi. Jenis gender tidak mempengaruhi bentuk pronomina relatif. Ikhwal pronomina relatif where, when, dan why tidak akan dibahas mengingat keterbatasan ruang dan waktu. Secara rinci pembentukan KR dalam masing-masing bahasa adalah sebagai berikut.

  1. Penjelas Subjek Makhluk

(14) The man who is handsome wrote a book.

‘Lelaki yang ganteng itu telah membaca sebuah buku.’

(15)The man whom I love wrote a book.

‘Lelaki yang saya cintai itu telah membaca sebuah buku’

(16) The man whose book I bought wrote a book.

‘Lelaki yang bukunya saya beli telah membaca sebuah buku.’

(17) The man that is handsome wrote a book.

‘Lelaki yang ganteng itu telah membaca sebuah buku.’

Kalimat-kalimat (14-17) menunjukkan pronomina relatif who dipakai untuk menjelaskan subjek, whom dipakai untuk menjelaskan objek dan whose untuk menyatakan kepunyaan, sementara that digunakan untuk menggantikan who, whom, dan whose.

2. Penjelas Subjek Tan Makhluk

(18) The book which is good lies on the table

‘Buku yang bagus itu terletak di atas meja itu.’

(19) The book which I bought yesterday lies on the table

‘Buku yang saya beli kemarin terletak di atas meja itu.’

(20) The book which cover is blue lies on the table

‘Buku yang jilidnya biru terletak di atas meja itu.’

(21) The book that is good lies on the table

‘Buku yang bagus itu terletak di atas meja itu.’

Berbeda dengan kalimat (14-17) kalimat-kalimat dalam contoh (18-20) menunjukkan bentuk pronomina relatif untuk nomina tan makhluk tetap sama walaupun menjelaskan subjek, objek, dan kepemilikan. Sementara kalimat (21) menunjukkan bahwa that dapat digunakan untuk nomina makhluk dan nomina tan makhluk.

  1. Penjelas Objek Makhluk

(22) I love a man who is handsome.

‘Saya mencintai seorang lelaki yang tampan.’

(23) I love a man whom I know.

‘Saya mencintai seorang lelaki yang saya kenal.’

(24) I love a man whose book is good.

‘Saya mencintai seorang lelaki yang bukunya bagus.’

Kalimat (22-24) memperlihatkan bahwa KR dalam bahasa Inggris memiliki bentuk yang sama baik dalam menjelaskan subjek maupun objek yang terdiri dari nomina makhluk.

  1. Penjelas Objek Tan Makhluk

(25) I have a book which is good

‘Saya punya sebuah buku yang bagus.’

(26) I have a book which I read

‘Saya punya sebuah buku yang telah saya baca.’

(27) I have a book which cover is blue.

‘Saya punya sebuah buku yang jilidnya berwarna biru.’

Kalimat-kalimat dalam contoh (25-27) juga memperlihatkan bahwa KR memiliki bentuk yang sama baik dalam menjelaskan subjek maupun objek untuk nomina tan makhluk.

Pembentukan KR dalam bahasa Jerman sedikit berbeda dengan pembentukan KR bahasa Inggris karena bahasa Jerman tidak membedakan nomina makhluk dan tan makhluk serta lebih menekankan pada nomina feminin, maskulin, dan netral, sebagaimana diperlihatkan dalam contoh kalimat berikut.

(28) Der Mann, der gut aussah, schreib ein Buch.

The man who is handsome wrote a book.

‘Lelaki yang ganteng itu telah membaca sebuah buku.’

(29) Der Mann, den ich libie, schreibt ein Buch.

The man whom I love wrote a book.

‘Lelaki yang saya cintai itu telah membaca sebuah buku.’

(30) Der Mann, dessen Buch ich koufte, schreib ein Buch.

The man whose book I bought wrote a book.

Lelaki itu yang bukunya telah saya beli telah membaca sebuah buku

(31) Das Buch, das gut ist, liegt aufdem Tisch.

The book which is good lies on the table

‘Buku yang bagus itu terletak di atas meja itu’.

(32) Das Buch, den ich liebe, liegt auf dem Tisch.

The book which I bought yesterday lies on the table

‘Buku yang saya beli kemarin terletak di atas meja itu.’

(33) Das Buch, dessen bundeblau ist, liegt aufdem Tisch

The book which cover is blue lies on the table

‘Buku yang jilidnya biru itu terletak di atas meja itu.’

Kalimat dalam contoh (31-34) menunjukkan bahwa kasus pronomina relatif bahasa Jerman memiliki jenis kelamin dan jumlah yang sama dengan kata-kata yang diwakilinya serta ditentukan oleh fungsinya dalam kalimat seperti untuk subjek (der, die, das), untuk datif (dem, der, dem), untuk genitif (dessen, deren, dessen) dan untuk akusatif (den, die, das).

Pembentukan KR dalam bahasa Perancis lebih sederhana bila dibandingkan dengan bahasa Inggris karena bahasa Perancis hanya mengenal dua bentuk pronomina relatif: (1) qui yang digunakan sebagai subjek dan (2) que yang digunakan untuk objek. Baik qui maupun que dapat mengacu kepada nomina makhluk atau tan makhluk dalam bentuk tunggal dan jamak. Perhatikan perubahan que menjadi qu’ di depan huruf hidup (vokal).

(33) L’homme qui vous attendait est sorti.

The man who waited for you came out.

‘Lelaki yang telah menunggu anda telah ke luar.’

(34) L’homme que vous attendez n’est pas encore arrive’.

The man whom you wait for has not arrived.

‘Lelaki yang anda tunggu belum tiba.’

(35) Voici la dictionnaire qui vous aidera beaucoup.

This is the dictionary which will help you much.

‘Inilah kamus yang akan banyak membantu anda.’

(36) Jen e trouve pas le café qu’il m’a recommande’.

I cannot find the café which he recommended.

‘Saya tidak menemukan café yang ia sarankan pada saya.’

(36) La jeune fille qui vous attendait est sortei.

The girl who waited for you came out.

‘ Gadis yang menunggu anda telah ke luar.’

(37) La jeune fille que vous attendiez n’est pas encore arrivee’.

The girl whom you wait for has not arrived.

‘Gadis yang anda tunggu belum tiba.’

Contoh kalimat-kalimat (33-37) menunjukkan bahwa KR bahasa Perancis mengenal bentuk feminim dan maskulin namun tidak membedakan nomina insani dan non-insani karena nomina non-insani sama dengan nomina insani mengenal feminine dan maskulin.

Pembentukan KR dalam bahasa Jepang sangat berbeda dengan bahasa Inggris karena struktur pola kalimat bahasa Jepang memiliki pola urutan subjek – objek – verba (SOV) sehingga verba yang berfungsi sebagai predikat selalu menduduki posisi akhir kalimat. Perhatikan contoh berikut.

(38) Satoo-sensei-ga (gakusei-ga kaita) ronbun-o yondeiru.

Prof. Sato student wrote article is reading

Prof. Sato is reading the article that the student wrote.

‘Prof. Sato sedang membaca artikel yang ditulis oleh mahasiswa itu.’

(39) Taroo-ga (hahaoya-ga tukutta) susi-o tabeta.

Taro mother made sushi ate

Taro ate the sushi that his mother made.

‘Taro telah makan sushi yang dimasak ibunya.’

(40)(Taroo-ga tukutta) susi-ga kusatta

Taro made sushi spoiled

The sushi that Taro made spoiled.

‘Sushi yang dibuat Taro telah basi.’

(41)Taroo-ga zitensya-o (Hanako-ga tukiatteru) otoko-ni kasita.

Taro bicycle hanako dating man lent

Taro lent his bicycle to the man with whom Hanako has been dating.

‘Taro meminjamkan sepedanya kepada lelaki dengan siapa Hanako telah berkencan.’

(42) Hansamu otokono hitowa hon-o kakimasu

The man who is handsome wrote a book.

‘Lelaki yang ganteng itu telah membaca sebuah buku.’

(43) Sukina hon-o kaita otokono hito desu.

The man whom I love wrote a book.

‘Lelaki yang saya cintai itu telah membaca sebuah buku.’

(44) Kono hon-o katta otokono hito wa hon-o

The man whose book I bought wrote a book.

‘Lelaki yang bukunya telah saya beli telah membaca sebuah buku.’

Kalimat-kalimat dalam contoh (38-44) memperlihatkan bahwa KR bahasa Jepang tidak membedakan penggunaan pronomina relative untuk nomina insani dan non-insani maupun fungsinya dalam sebuah kalimat.

F. SIMPULAN

Berdasarkan penjelasan dan contoh-contoh yang telah dikemukakan, diperoleh simpulan bahwa KR adalah suatu unsur yang menyisip ke unsur lainnya dalam kalimat kompleks. Klausa relatif seperti demikian dapat dijumpai pada bahasa Inggris, bahasa Jerman, bahasa Perancis, dan bahasa Jepang dimana ke empat jurusan bahasa asing tersebut terdapat di lingkungan akademia STBA YAPARI ABA Bandung.

Di antara keempat bahasa tersebut KR bahasa Inggris lebih kompleks dan variatif karena membedakan antara bentuk subjek, objek dan kepemilikan serta adanya KR yang bersifat obligatori dan opsional. Yang bersifat obligatori tidak memerlukan tanda baca yang merupakan kebalikan dari yang bersifat opsional yang selalu berada di antara koma. Selain itu dalam bahasa Inggris KR membedakan bentuk penjelasan untuk nomina insani dengan nomina non-insani.

Sementara bahasa Jerman hanya mengenal satu KR yang sifatnya obligatori dan selalu ada di antara koma. Perbedaannya terletak pada jenis benda yang diacunya apakah termasuk nomina maskulin, feminim atau netral selain mempertimbangkan penggunaan nominatif, akusatif, datif, dan genitif.

Sedikit berbeda dengan KR bahasa Perancis yang juga mengenal maskulin dan feminin namun hanya membedakan KR untuk subjek dan objek.

Yang paling berbeda dari ke empat bahasa yang dibandingkan adalah KR dalam bahasa Jepang yang tidak mengenal pronomina relatif dan hanya memiliki partikel ga untuk subjek dan no untuk bentuk genitif.

Daftar Pustaka

Alisyahbana, S. Takdir, 1981, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jakarta: Dian Rakyat.

Badudu, J.S.(tanpa tahun), Sintaksis, Bandung: FS Universitas Padjadjaran.

--------------, 1991, Metode Penelitian Linguistik: Morfologi dan Sintaksis, Bandung: Lembaga Penelitian UNPAD.

Bloomfiend, Leonard, 1993, Language, London: George Allen & Unwin Ltd Meseum Street.

Comrie, Bernard, 1981, Language Universals and Linguistics Tipology: Syntax and Morpology. Oxford: basil Blackwell.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Djajasudarma, T., Fatimah, 1993, Metode Linguistik, Bandung: PT Eresco.

Fokker, A., A., 1983, Pengantar Sintaksis Indonesia, Jakarta: Pradnya Paramita.

Krohn, Robert, 1977, English Sentence Structure, USA: The University of Michigan.

Leech, Geoffrey and Jan Svartvik, 1979, A Communicative Grammar of English, London: Longman.

Parera, Jos Daniel, 1988, Sintaksis, Jakarta: Balai Pustaka.

Pramuniati, Isda, 1999, Urutan Pemerolehan Klausa Relatif Bahasa Perancis, Medan: FB and S. UN Medan.

Quirk, Randolph and Sidney Greenbauuwn, 1976, Comprehension Grammar of the English Language, New York: Longman

---------------------------------------------------------------, University Grammar of English, New York: Longman.

Ramlan, 1976, Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis, Yogyakarta: Karyono.

Resnick, Seymour, 1994, Intisari Tata Bahasa Perancis, Jakarta: Kesaint Blanc.

Ridout, Ronald and Stanley mason, 1974, Modern English Structure, Switzerland: World Language Publications.

Simanjuntak, Herpinus, 1991, Kamus Tiga Bahasa, Jakarta: Kesaint Blanc.

Stern, guy & Everett F. Bleiber, 1994, Intisari Tata Bahasa Jerman, Jakarta: Kesaint Blanc.

Sudaryanto, 1982, Metode Linguistik, Yogyakarta: KS and K UGM Press.

Tsujimura, Natsuko, 1996, An Introduction to Japanese Linguistics, USA: Blackwell Publisher Inc.

Tarigan, Henry Guntur, 1985, Prinsip-prinsip Dasar Sintaksis, Bandung: Angkasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar